Langsung ke konten utama

GELAP



Ku tatap matanya dalam-dalam, berusaha mengerti apa yang dia pikirkan. Entah mengapa, sorot matanya seperti menyimpan sejuta misteri yang tak mampu ku pecahkan.

"Audi, jangan diam seperti itu, aku nggak ngerti harus bagaimana lagi untuk mendapat maafmu?" tanyaku memohon agar hatinya sedikit cair.

"Maaf? Setelah apa yang telah kamu lakukan, kini kamu meminta maaf?" Tanyanya dengan nada sedikit tinggi, namun seperti biasa, tak pernah kumelihatnya marah hingga membabi buta.

"Aku tahu aku salah, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak mau kita pisah, aku sangat sayang kamu.." Aku kembali memohon.

Aku teringat semua kenangan manisku bersamanya, gadis mungil yang telah menjalin kasih denganku setelah hampir 4 tahun ini tak pernah marah sedikit pun setiap aku melakukan kesalahan, tapi tidak dengan kesalahan yang ini.

"Bram, aku rasa semua perempuan di dunia ini tak akan ada yang mampu menerima kenyataan pahit ini. Sebentar lagi kita akan menikah, lalu dengan mudah kamu menerima ajakan bertemu perempuan itu dan akhirnya terjadi hal seperti itu. Kenapa pada saat kamu melakukan tak sedikit pun kamu mengingatku? Hingga kamu bisa me-rem semua perbuatanmu?" Audi bangkit dari duduknya, mukanya merah padam meredam amarah.

Tanpa terasa aku menangis, yah aku bukan pria lemah, tapi aku tak sanggup kehilangannya. Aku melakukan kesalahan fatal, entah iblis darimana yang pandai merasukiku hingga aku buta iman. Pada dua malam lalu, saat teman-teman kampusku mengadakan acara reuni, aku bertemu dengan Sita. Sita adalah mantanku saat kuliah dulu. Tanpa terasa di cafe tempat reuni kami, kami menikmati minuman keras hingga tak sadarkan diri. Dan tahu-tahu saat pagi aku mendapati diriku di ranjang hotel tidur di samping Sita tanpa sehelai benangpun.

Damn! Sayang, waktu tak bisa diputar kembali, aku berharap Audi memaafkanku, tapi semuanya gelap. Amarahnya memuncang, tak dapat kuraih kembali hatinya. Lambat laun dia beranjak pergi meninggalkanku sendiri dalam kepedihan. Gelap, semuanya gelap.



Tidak setiap kita berhak dicintai
karena syarat dicintai adalah akhlak dan keutamaan

namun ambil bagianmu sebagai pecinta dan nikmatillah

Jika dirimu tidak menjadi yang dicintai

maka jadilah yang mencintai
-Jalaludin Rumi-


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Sumbang

  Suara Sumbang       Ibu Dita membisu beku, bahkan matanya hanya sesekali berkedip, pertemuan yang tak terduga membuahkan hasil mengejutkan. Sesekali Ibu Dita hanya melirik ke arahku, seperti mengamati apakah aku akan sedih, atau malah bahagia? Tapi pertemuan ini menjadikanku mempelajari sesuatu, bahkan seorang Ibu pun bisa juga salah. Tidak ada yang sempurna. Dua belas tahun lalu pertemuan kami, aku adalah seorang aparatur negara yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa. Hanya seorang pegawai kelas umbi-umbian,’rendahan’ kalau kata orang-orang. Apalagi dengan penempatanku di tempat yang tidak strategis, alias non teknis. Cuma mengurusi surat-menyurat, segala remeh temeh hal yang sama sekali tidak penting, mungkin kalau dikonversikan ke dalam sistem kasta, aku adalah rakyat jelata. Ibu Dita adalah atasanku, pejabat eselon III yang terkenal karena ramah dan kebaikannya pada siapa saja. Sering tegur sapa dengan cleaning service, PKD bahkan aku yang hanya...

Merdeka bagi individu, seperti apa?

Apa arti merdeka? Bagi saya merdeka bagi individu manusia adalah orang yang bisa menjadi dirinya sendiri, dia mempunyai kebebasan menjadi diri sendiri tanpa harus mengenakan topeng demi menyenangkan orang lain. Foto mbah google  Merdeka bagi individu adalah merdeka tanpa mengkawatirkan pendapat orang lain tentang pribadinya, penampilannya, apapun yang terkait individualnya. Tak kawatir dibilang gendud, jerawatan, ga pakai hermes, dan hal2 individu lainnya.  Merdeka bagi individu adalah tidak membully orang lain karena merasa terganggu dgn kejiwaan dirinya sendiri (bagi saya org yg suka bully adl org yg terganggu kejiwaannya, bukan gila, tapi ada gangguan psikis, tekanan batin, merasa hidupnya sendiri krn suka bully agar dpt perhatian). Merdeka bagi individu adl tidak terusik dgn kebahagiaan org lain, tdk iri, tdk cari perhatian, drama queen/king, bisa menjalani hidup dan menikmati hidup dgn mjd dirinya sendiri. Saya pernah membaca, di atas kereta kuda HOS Cokro...

BISOT, dia membuat saya berpikir ulang tentang kehidupan

Bekasi, 04/08/19 - Bekasi saat itu sangat panas, kemarau panjang membuat tanah-tanah lapang tampak tandus, sawah pun mengering. Dari kejauhan tampak seorang lelaki paruh baya bersusah payah mengangkat dus-dus berisi buku sumbangan para dermawan untuk perpustakaan kecil yang terletak di pelosok desa Sukamekar Kabupaten Bekasi.   Namanya adalah David M, biasa dipanggil Bang Bisot . Dia adalah seorang PNS di suatu Kementerian di Jakarta, yang menggadaikan sebagian waktu dalam hidupnya untuk berbagi kepada anak-anak di daerah Bekasi yang tertinggal dalam hal pendidikan. Dia mendirikan taman bermain dan rumah baca untuk anak-anak kurang mampu bernama Rumah Pelangi. Berbagai kegiatan dia lakukan bersama para dermawan lainnya untuk membantu anak-anak di daerah Bekasi agar bisa mewujudkan mimpi-mimpinya menjadi orang yang berhasil.  Selain mendirikan Rumah Pelangi, Bang Bisot juga aktif di berbagai kegiatan amal seperti salah satunya menggalang dana untuk pembangunan...