Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Sabar

Jika teringat kata sabar, tak ada seorang pun dari kita bisa benar-benar sabar kecuali junjungan kita nabi Muhammad SAW.  Sabar termasuk akhlak paling utama, menurut Imam AL Ghazali, Allah SWT menyebutkan sabar dalam Al Quran lebih dari 70 tempat, sementara menurut Abu Thalib al-Makky mengutip sebagian perkataan sebagian ulama: “Adakah yang lebih utama daripada sabar, Allah telah menyebutkannya di dalam kitab-Nya lebih dari 90 tempat. Kami tidak mengetahui sesuatu yang disebutkan Allah sebanyak ini kecuali sabar.”.  Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Di antaranya disebutkan pada QS.Al-Kahfi [18]: 28 “Dan tahanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.” Kebalikan sabar adalah jaza’u (sedih dan keluh kesah), sebagaimana di dalam firman Allah QS. Ibrahim [14]: 21, “...sama saja bagi kita mengeluh ataukah bersabar. Seka...

GELAP

Ku tatap matanya dalam-dalam, berusaha mengerti apa yang dia pikirkan. Entah mengapa, sorot matanya seperti menyimpan sejuta misteri yang tak mampu ku pecahkan. "Audi, jangan diam seperti itu, aku nggak ngerti harus bagaimana lagi untuk mendapat maafmu?" tanyaku memohon agar hatinya sedikit cair. "Maaf? Setelah apa yang telah kamu lakukan, kini kamu meminta maaf?" Tanyanya dengan nada sedikit tinggi, namun seperti biasa, tak pernah kumelihatnya marah hingga membabi buta. "Aku tahu aku salah, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak mau kita pisah, aku sangat sayang kamu.." Aku kembali memohon. Aku teringat semua kenangan manisku bersamanya, gadis mungil yang telah menjalin kasih denganku setelah hampir 4 tahun ini tak pernah marah sedikit pun setiap aku melakukan kesalahan, tapi tidak dengan kesalahan yang ini. "Bram, aku rasa semua perempuan di dunia ini tak akan ada yang mampu menerima kenyataan pahit ini. Sebentar lagi kita a...

Baby blues? No more...

11 Oktober 2011 Ini hari ke enam setelah saya operasi cesar 5 Oktober 2011 lalu. Setelah saya melahirkan putra pertama bernama Muhammad Hafidz Murdianto, semoga kelak dia menjadi seperti saya dan suami harapkan. Tiap menatap wajahnya saya menangis. Hati saya galau, entah kenapa. Antara rasa bahagia karena telah melahirkannya dan rasa rindu ingin kembali ke masa saat saya masih berdua saja dengan suami. Ya! Saya tau itu salah. Seperti tidak menginginkan kehadiran Hafidz. Tapi saya juga bingung kenapa memiliki perasaan seperti itu. Saya takut sekali saat dia menangis, saat harus mengganti popoknya, kawatir saat malam ke lima badannya agak hangat, saat saya harus berjuang menahan sakit menyusuinya. Apalagi saat menahan sakit nyeri di perut bekas luka operasi saat harus beraktivitas merawatnya dan menjalani aktivitas ibu rumah tangga. Telah lama saya menjalani hidup menjadi wanita pekerja. Saya menikmati pekerjaan saya, dan saya mencintai dunia pekerjaan dan menjadi ...